Selasa, 25 Oktober 2011

Tugas Cerpen Kelas X



 
­HABIS GELAP TERBITKAH TERANG

Kartini tidak begitu tahu ada di daerah mana sebenarnya ia berada. Yang jelas, setahu perempuan yang pekan ini genap berusia dua puluh dua tahun itu, dirinya kini berada di sebuahyang selalu dimimpi-mimpikan oleh semua orang di kampungnya. Seperti Juragan Eko, orang terkaya di kampung halamannya sana, yang menjadi terkenal dan dipanggil “haji” setelah datang ke negeri ini. Dan Kartini sendiri menjadi sangat ingin kesampaian datang ke negeri ini ketika teman-teman se-esde-nya dulu menjadi kaya raya setelah bekerja dua sampai tiga tahun di negeri ini. Karena desakan suaminyalah, akhirnya Kartini rela meninggalkan putra satu-satunya, untuk bekerja di sini.
“Biarlah si Parmin Mas yang urus. Kamu pergi saja, mumpung masih muda. Lagi pula kalau kita terus-terusan begini, bagaimana kita bisa membiayai sekolah anak kita. Buat biaya makan sehari-hari saja kita sudah banyak utang ke warung Mas Toyib,” bujuk Parno, saat Kartini mempertimbangkan antara mengasuh anak dengan pergi menjadi TKI bersama teman-temannya.
“Saya masih belum siap, Mas,” jawab Kartini, sambil terus memasak ikan asin.
Suara ikan asin yang dimasukkan ke dalam minyak sayur dan aroma yang tercipta membuat Parmin terbangun dari tidurnya. Ia memang sengaja tidur untuk menunggu ibunya selesai memasak.
==============================================
Jika hidungnya sudah mencium wangi ikan asin seperti itu, pertanda nasi sudah matang dan sayur asam telah tersedia.
“Belum siap apanya lagi sih, Ni? Orangtua kamu kan sudah tidak keberatan lagi. Lagi pula, katanya kamu ingin membantu ibumu yang mulai sakit-sakitan. Kamu ingin merawat dan membelikannya obat. Bukankah semua itu harus pakai uang. Jadi, apa lagi yang kamu khawatirkan?” lajut Parno, mendesak.
Kartini tidak menjawab. Walau sebenarnya niat untuk menjadi TKI telah ada di hatinya sejak ia belum menikah dengan Parno. Awalnya memang Kartini akan jadi TKI dulu, sebelum terlanjur menikah dengan lelaki dari kampung sebelah itu. Karena kebiasaan di kampungnya memang seperti itu; dua sampai lima tahun bekerja di luar negeri, setelah uang banyak baru menikah.
“Kalau masalah modal berangkat kan sudah dijamin sama si Amit, calo TKI yang suka datang ke rumah kita itu. Apa lagi yang kamu pikirkan, Ni. Lihat si Nunung, pulang dari Arab kan bisa bangun rumah, beli motor. Apa kita akan selamanya begini,” desak Parno lagi.
“Ya, kalau yang kita lihat si Nunung, Mas. Coba si Aisah. Berangkat gemuk pulang-pulang kurus. Badannya habis digebuki majikan,” jawab Kartini, mencoba membuat pertimbangan suaminya jadi seimbang.
“Lho, itu kan gara-gara ia tidak pakai surat resmi. Ilegal. Kan kemarin saja si Amit sudah bilang, kamu bisa berangkat pake surat resmi. Legal. Jadi tidak mungkin kamu dipukuli majikan di sana.”
==============================================
Kartini diam dengan seribu pertimbangan. Dan karena setiap hari Parno membujuk, akhirnya Kartini bersedia juga menjadi TKI. Rasa takut dan khawatirnya mulai hilang. Takut kalau putranya tidak terurus jika ia tidak ada. Dan khawatir kalau-kalau suami satu-satunya melirik perempuan lain.
Kedua perasaan itu dikemas rapat-rapat oleh Kartini. Hingga saat ini, saat di mana ia duduk sendiri di dalam kamarnya, memandang bulan di langit tanah Arab.
Kartini mencoba menghapus kegelisahannya. Seharian bekerja mengurusi rumah dau lantai membuat badan Kartini terasa lemas dan ingin segera diistirahatkan. Setelah mengunci kamar rapat-rapat, Kartini pun tidur dengan mimpi indah bersama suami dan anaknya yang menanti di kampung halaman.

...........................................................

Bacalah teks penggalan cerpen!
1. Apa tema cerpen " HABIS GELAP TERBITKAH TERANG"?
2. Apa alurnya cerpen tersebut? Jelaskan!
3. Siapa tokoh dalam cerpen tersebut!
4. Dimana setting cerita tersebut?
5. Ceritakan kembali  cerita pendek tersebut dengan bahasa sendiri?



Selamat mengerjakan semoga berhasil



Sabtu, 22 Oktober 2011

Tugas Drama

Dalam suatu desa ada seorang pemuda yang miskin memakai pakaian yang sangat sederhana. Ia mondar mandir di halaman rumah orang tuanya. Pemuda itu tampaknya menunggu seseorang. Lalu pemuda itu menuju ke tempat duduk sambil berbicara sendiri.Tiba-tiba datang seorang nenek tua menghampirinya.
Pemuda     : (bicara sendiri)  Apa salahku .. apa salahku ....?
Nenek       : Hai Pemuda yang tampan sedang apa kamu? (sambil menghampiri pemuda tersebut)
Pemuda     : Tidak nek! aku hanya berpikir aja? ( suara pelan)
Nenek       : Kalau saya perhatikan nak! kamu itu binggung  dan mondar-mandir saja!
Pemuda     : Begini nek! aku itu baru memikirkan adik yang baru pulang dari Malaysia. katanya pulang hari
                   ini  jam  10.00 WIB. Saya tunggu sampai malam kok tidak sampai di rumah?
Nenek       : Oh, begitu! Yang sabar aja. Mudah-mudahan adikmu selamat dan tidak terjadi apa-apa?


1. Buatlah teks drama satu babak!
2. Carilah unsur intrinsik dan ekstrinsik pada drama!
3. Diskusikan hal-hal yang menarik dari drama tersebut