Selasa, 01 Mei 2012

Contoh Penulisan Karya Tulis Ilmiah Remaja


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Manusia  memiliki daya pikir dalam mengembangkan budaya demi menjaga diri sendiri maupun lingkungan, terutama dalam hal kebersihan.  Hal itu sesuai  dengan pengaturan dalam UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999, bahwa tiap-tiap wilayah mempunyai kesempatan yang sangat luas untuk mengembangkan kualitas lingkungan fisik, sosial dan budaya sesuai dengan masalah dan potensi yang ada di masyarakat, sehingga tercipta keseimbangan pembangunan baik di kota maupun kabupaten. Setiap warga negara berhak mendapat kesehatan dan kesejahteraan sosial, dan hidup dalam lingkungan fisik, sosial dan budaya yang sehat, serta mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan ekonominya, di mana mereka bertempat tinggal dan mencari kehidupan.
Perilaku masyarakat telah proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.   Dalam  kehidupan manusia perlu Hidup bersih perlu dibudayakan dan menjadi bagian hidup masyarakat. Budaya  adalah suatu  kebiasaan yang tidak boleh dilupakan.   Hidup bersih tidak cukup dibicarakan tetapi harus dipraktikkan dalam kebiasaan sehari-hari. Untuk itu  Hidup bersih perlu dibudayakan dan menjadi bagian dalam gaya hidup masyarakat terutama dalam kebersihan di lingkungan  madrasah atau sekolah.
Dalam budaya kebersihan perlu ditanaman  pada usia dini. Padahal, hidup bersih sudah diajarkan sejak kecil, sejak  di bangku TK dan SD. Tetapi mengapa kebersihan masih menjadi problem besar? Masalahnya, kebersihan belum menjadi budaya masyarakat kita. Kita tak pernah sungguh-sungguh membangun budaya bersih. Hidup bersih hanya diajarkan secara teori, tetapi tak dijadikan kebiasaan hidup di seluruh siswa terutama di madrasah atau sekolah. Hidup bersih perlu dibudayakan dan menjadi bagian hidup masyarakat.  Pendek kata, gerakan kebersihan kota, termasuk kebersihan di lingkungan perumahan, lingkungan perkampungan, ataupun di rumah individu, kantor, masjid, gereja, terminal, perusahaan, dan sebagainya, harus terus-menerus dilakukan tanpa henti.   Kita tidak boleh merasa lelah untuk hidup bersih.  Hal ini sangat penting bagi siswa  atau penghargaan lainnya melainkan untuk kenyamanan dan kesehatan. Bahkan, hidup bersih adalah ciri masyarakat beradab dan berbudaya atau berakhlak mulia.
Berdasarkan uraian tersebut tentang permasalah tersebut penulis merasa tergugah untuk meneliti tetang persoalan yang baik tentang budaya kebersihan bagi siswa dan belum banyak yang meneliti tentang budaya ahad bersih. Dengan rasa keprihatinan tersebut peneliti akan  mengadakan penelitian  yang berjudul Pengaruh Budaya Ahad Bersih dengan  Perilaku  Kebersihan  Siswa di  Madrasah Aliyah  Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah“
1.1  Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
1)      Adakah pengaruh budaya ahad  bersih berpengaruh  pada perilaku  kebersihan  siswa pada MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah?
2)      Seperti apakah pengaruh budaya ahad bersih dengan  perilaku kebersihan siswa pada MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah?
1.2  Tujuan Penulisan
Tujuan khusus penulisan ini adalah melakukan analisis dalam rangka memperoleh deskripsi sebagai berikut.
1)         Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa di MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah?
2)         Untuk mengetahui bentuk pengaruh budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa di  MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah?

1.3   Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan memberikan manfaat secara teoretis maupun secara praktis.
1.3.1        Manfaat Teoretis
Hasil penelitian  ini diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya bagi orang tua, madrasah dan masyarakat dalam budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa di  MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah. Selain itu, juga menjadi acuan dalam penulisan yang lainnya.

1.3.2        Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa, dan madrasah.
1)    Manfaat bagi Guru
Hasil penulisan ini dapat digunakan untuk membantu memberi pengetahuan pada anak didiknya dalam budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa di MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah. Serta dapat memotivasi guru dalam memberi suri taulan pada teman-temannya.
2)    Manfaat bagi siswa
Budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa di MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah ini dapat dipergunakan untuk sarana mawas diri dan dapat meningkatkan cinta kebersihan siswa pada  kebersihan diri untuk melaksanakan  dalam kehidupan sehari-hari.

3)      Manfaat Sekolah
Hasil penulisan ini dapat digunakan untuk menentukan kebijakan sekolah dalam  rangka budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa sebagai ciri berperilaku yang baik dan sopan di MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah.
                                              
1.4  Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini menggunakan sistematika sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan  Masalah  
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan  
1.5 Sistematika Penulisan

BABII TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
2.2 Kerangka Teoretis
2.2.1 Budaya ahad bersih
2.2.2 Perilaku kebersihan siswa

BAB III METODE PENULISAN 
3.1  Waktu dan Tempat Penelitian
3.2   Metode Penentuan Subjek Penelitian
3.3   Variabel Penelitian
3.4   Metode Pengumpulan Data
3.5  Metode Analisis Data

BAB IV PEMBAHASAN  
4.1  Persiapan Penelitian
4.2  Pelaksanaan Penelitian
           
BAB  V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran-saran
                                         



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Dalam penulisan yang berkaitan dengan  budaya ahad bersih dengan perilaku kebersihan siswa belum banyak dilakukan oleh para penulis. Penulis tersebut belum berupaya mengungkapkan budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa. Adapun  para penulis yang telah  melakukan penelitian tentang Budaya ahad bersih terhadap perilaku  kebersihan  siswa,   antara lain :
Aprilianti, 2009 dalam artikelnya yang berjudul Hubungan pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat Desa XX, mengemukakan bahwa hidup bersih, sehat, bahagia dan sejahtera lahir batin adalah dambaan setiap orang. Hidup berkecukupan materi bukan jaminan bagi seseorang bisa hidup sehat dan bahagia. Mereka yang kurang dari sisi materi juga bisa menikmati hidup sehat dan bahagia. Sebab, kesehatan terkait erat dengan perilaku atau budaya. Perubahan perilaku atau budaya membutuhkan edukasi yang terus menerus. Pemerintah sudah cukup lama mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), salah satunya adalah penggunaan air bersih baik untuk kebutuhan air minum, mandi, mencuci dan jamban.
Sedangkan Busthomi, Erwin Wahyu. 2007  dalam Skripsi yang  berjudul “Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Perilaku” juga mengemukakan bahwa derasnya arus informasi akan menuntut masyarakat menjadi lebih kritis pada satu sisi dan pada satu sisi yang lain kehidup terutama di sekolah, sehingga tugas orang tua dalam hal kecerdasan atau intelektual anak akan menjadi ringan. Proses belajar memerlukan suatu fasilitas belajar yang memudahkan siswa dalam belajar sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Tentunya bagi siswa yang kurang mampu dan mempunyai minat yang tinggi dalam belajar haruslah kreatif dalam memanfaatkan keterbatasan yang dimilikinya dengan memanfaatkan fasilitas belajar yang ada di sekolah.
 Dengan adanya budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa di MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah , tentunya akan  memberi informasi bahwa kebersihan untuk siswa sangat diperlukan .  Bila siswa sudah terbiasa melakukan kebersihan , maka perilakunya akan  baik.

 2.2 Kerangka Teoretis

Teori-teori yang menjadi kerangka teoretis dalam penulisan ini meliputi (1) Budaya ahad bersih dan (2) Perilaku kebersihan siswa.

2.2.1 Budaya Ahad Bersih
a. Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.  Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.( Brata , 2007: 4)

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.  Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seniBahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

 Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan (misalnya dengan abu gosok), membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah. Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan manusia. Kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan kamar bedah di rumah sakit, sedangkan kebersihan di pabrik makanan berbeda dengan kebersihan di pabrik semikonduktor yang bebas debu.
b. Ahad bersih di madrasah
Program ahad bersih adalah suatu program yang sudah terstruktur dalam perencanaan yang ada dalam kegiatan di madrasah. Ahad bersih selalu di rencanakan oleh waka kesiswaan  selaku penanggungjawab di madrasah. Ahad bersih selalu dilakukan oleh seluruh siswa baik kelas X, XI, XII, guru dan staff TU setiap hari ahad. Siswa dalam melakukan kebersihan mulai dari dalam lingkungan  madrasa dan luar lingkungan madrasah. Waktu yang tersedia  untuk kebersihan  sekitar 1 jam , yaitu pukul 07.00 sampai 08.00 WIB.
Dalam kehidupan saat ini madrasah mulai sadar untuk menggalakkan budaya bersih sesuai dengan program  kurikulum yang ada pada madarasah tersebut. Maka banyak madrasah yang mengadakan program ahad bersih. Program yang  paling penting kebersihan diri siswa, serta sekitar lingkungannya. Dengan hal itu dapat membawa suatu kebiasaan diri dalam menjaga dan membiasakan diri untuk hidup sehat.

2.2.2  Perilaku kebersihan siswa
Waktu yang paling tepat untuk melatih kemandirian anak adalah usia prasekolah. Memasuki masa prasekolah ini sebenarnya anak sudah bisa menangkap keinginan orang tua dan kemandirian lama – kelamaan akan terbentuk. Kemandirian anak dapat terlihat dalam berbagai hal seperti bersosialisasi, belajar, dan berperilaku hidup bersih dan sehat (soetjiningsih, 1995).
Perilaku hidup bersih dan sehat sangat erat kaitannya dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya yang meliputi makan dengan menu seimbang, olah raga teratur, istirahat cukup, dan kebersihan diri (notoatmojo, 2003).
Perilaku kebersihan dapat tercermin dalam suatu pola pola hidup yang  menyeluruh. Perilaku budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Adapun untuk lebih jelasnya dapat di uraikan sebagai berikut:
1). Perilaku Kebersihan Diri
• Kebersiahan rambut dan kulit kepala
• Kebersihan mata, telinga, dan hidung
• Kebersihan gigi dan mulut
• Kebersihan badan
• Kebersihan kuku tangan dan kai
• Kebersihan pakaian
2). Pentingnya Kebersihan Diri
Kebersihan diri merupakan langkah awal memwujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko sesorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.
a.       Tanda-tanda seseorang kurang perawatan diri
• Penampilan dekil/kumal dan tidak rapih
• Badan bau
• Rambut kumal, kotpor dan banyak kutu
• Kuku panjang dan kotor
• Kadang tubuh dipenuhi penyakit kulit (jamur, koreng, borok, dll)
b.         Kerugian akibat tubuh yang kotor
Hal yang dapat muncul bila seseorang kurang menjaga kebersihan diri, di antaranya:
• Badan gatal - gatal tubuh lebih mudah terkena penyakit,
• Rambut dipenuhi kutu/ketombe
• Penampilan tidak rapih dan bau badan tidak sedap, dijauhi orang.
• Sumber penyakit :
-  Kuku panjang dan kotor: sarang kuman penyebab penyakit saluran pencernaan (diare/sakit perut)
-  Telinga: dapat menimbulkan gangguan pendengaran akibat penumpukan kotoran telinga dan dapat menimbulkan infeksi pada telinga
-   Gigi dan mulut: karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi dan bau mulut
c.       Cara Perawatan Kebersihan Diri
• Cara Perawatan Rambut dan Kepala:
Ø Bersihkan rambut dengan shampo secara rutin (min. 2x/mg)
Ø Potong dan sisir rambut agar terlihat rapih
• Cara menjaga Kebersihan Muka dan Mata:
Ø Cuci muka minimal 3x/hari
Ø Bersihkan daerah mata dari arah luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang menempel pada sudut kelopak mata)
Ø Bila mata kemasukan benda segera keluarkan menggunakan kain atau tissue yang lembut, lakukan dengan hati-hati.
Ø Bila mata terkena air sabun segera cuci menggunakan air bersih, dan hindari untuk menggososk mata dengan tangan.
Ø Saat mengendarai sepeda mnotor gunakan kaca mata/kaca pelindung.
 • Cara Menjaga kebersihan Tangan dan Kaki
Ø Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hr atau setiap kotor.
Ø Potong kuku 1 x/ mg atau saat terlihat panjang ( gunakan pemotong kuku dan setelah dipotong ujung kuku dihaluskan/dikikir)
Ø Gunakan alas kaki yang lembut, aman, dan nyaman.
   Dalam perilaku memiliki makna tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap). ( Depdikbud 1993),  maksud dari makna tersebut dapat diperjelas bahwa perilaku  itu merupakan sesuatu yang dilakukan untuk memiliki bersikap baik diikuti badan maupun ucapan. Perilaku atau perbuatan seseorang atau sekelompok yang bertujuan mencegah timbulnya persoalan yang dapat berakibat melanggar. Jadi  perilaku itu, merupakan suatu tindakan yang nyata yang harus dilakukan.
 Menurut menurut Cahyoto (dalam Zuriah 2007) sifat-sifat hasil pengamatan perilaku sebagai berikut:
1)      Perilaku seseorang cenderung untuk mengutamakan kebajikan sesuai hati nurani.alami
2)      Perilaku mengalami perkembangan seiring bertambahnya usia.
3)      Perilaku terbentuk cenderung mewujudkan bersatunya pikiran dan ucapan dalam kehidupan sehari-hari.
4)      Perilaku akan menampilkan diri berdasarkan dorongan (motive) dan kehendak (will) untuk berbuat sesuatu yang berguna.
5)      Perilaku tidak dapat diajarkan langsung pada seseorang.
6)      Pembelajaran perilaku di sekolah merupakan latihan , sehingga siswa terbiasa dan mampu menghadapi masalah moral di masyarakat.
Perilaku remaja memang dapat cepat terpengaruh dari peradapan kehidupan di masyarakat sekitar. Berkaitan dengan egoisme remaja yang ingin memperoleh keindahan dalam dirinya. Dalam dirinya beringinan mencari jati diri dalam kehidupan masyarakat maupun di sekolah.




BAB III
METODE PENELITIAN

3.1  Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 10–22  April  2012 bertempat di Madrasah Aliyah  Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah.

3.2     Metode Penentuan Subjek Penelitian
3.2.1    Populasi
Populasi menurut Sukmadianata (2006:250) menyatakan bahwa populasi itu adalah sekelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa MA Al Irsyad Gajah.  Menurut Arikunto (1998: 115) yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa  Madrasah Aliyah  Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah Kabupaten Demak Tahun 2012  
 3.2.2  Sampel
Menurut Arikunto (1998: 117) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi. Lebih jauh lagi Arikunto (1998: 120) menjelaskan jika subjek penelitian kurang dari 100 maka semuanya diambil sebagai sampel. Sedangkan jika jumlah subyeknya lebih besar dari pada itu maka dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
Sedangkan Sampel dalam Sukmadinata (2006:250) juga menyatakan bahwa sampel adalah  sekelompok kecil yang secara nyata kita teliti dan tarik kesimpulan dari padanya. Adapun sampel yang diambil adalah siswa MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah sebanyak 30 siswa.  Pengambilan sampel  berdasarkan klaster-berstrata  (stratified-cluster). (Sumadinata 2006:259).
Dalam penelitian ini diambil 30 siswa, yaitu  siswa yang budaya kebersihan dan tidak peduli dengan  budaya kebersihan  yang dijadikan sampel penelitian adalah  siswa yang melaksanakan kersihan dan yang tidak melaksanakan kebersihan  tahun 2012 (Lihat lampiran 1). Pemilihan tersebut dilakukan secara acak (randomized sample).
3.3     Variabel Penelitian
Pengertian variabel menurut Arikunto (1998: 99-101) adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus perhatian dari suatu penelitian. Ada variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independent variable (X). Sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas atau dependent variable (Y). Dengan demikian maka variabel dalam penelitian ini adalah:
1.      Variabel bebasnya (X) adalah pengaruh budaya ahad bersih siswa.
2.      Variabel tak bebasnya (Y) adalah perlaku kebersihan siswa.

3.4     Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.  Interview atau wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara peneliti dengan responden yang menghasilkan banyak informasi dalam waktu yang relatif pendek. Cara ini sering juga disebut canvasing method yaitu metode pengumpulan data dimana para peneliti aktif untuk mendatangi responden untuk memperoleh keterangan-keteangan yang diperlukan (Supranto, 1990: 57).
2.  Questionnaires Studies atau angket
Questionnaires atau angket menurut Supranto (1990: 64) adalah suatu daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden (obyek penyelidikan) guna memperoleh data yang diperlukan.

3.4   Metode Analisis Data
  1. Uji Normalitas sampel
Tujuan dari uji normalitas suatu sampel adalah untuk mengetahui apakah sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Jika sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal maka kesimpulan yang terjadi pada sampel secara sahih  dapat  generalisasikan untuk populasinya.
Menurut Sudjana (1996: 466-467) untuk menguji normalitas dapat digunakan uji Lilliefors. Hipotesanya Ho adalah populasi berdistribusi normal. Sedangkan  Ha adalah populasi berdistribusi tidak normal. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:
a.             Hasil pengamatan x1, x2, ..., xn dijadikan bilangan z1, z2, ..., zn  dengan menggunakan rumus:

                                       dimana      = rata-rata dan s = simpangan baku
b.             Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P(z ≤ zi).
c.             Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ..., zn  yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan dengan oleh S(zi) maka:
                                      
d.            Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e.             Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lo
Untuk menolak atau menerima Ho, bandingkan nilai Lo ini dengan nilai kritis L dengan α = 0,05. Kriterianya adalah tolak hipotesa nol jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. 

2.   Uji korelasi dan regresi
Penelitian ini menggunakan pendekatan statistik korelasi. Menurut Arikunto (1998: 251) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Selanjutnya menurut Supranto (1990: 184) apabila dua kejadian berkorelasi maka kejadian yang satu dapat mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap kejadian lainnya. Maka dari itu kalau variabel X berkorelasi dengan variabel Y, nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk memperkirakan atau meramalkan nilai variabel Y. Garis regresi ialah suatu garis yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan atau meramalkan nilai variabel Y jika nilai variabel  X sudah diketahui.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghitung  korelasi adalah dengan menggunakan korelasi product-moment yaitu:



 dimana:
N = Jumlah sampel,     X = Nilai variabel bebas
Y = Nilai Variabel terikat


Garis regresi linier adalah satu cara untuk memvisualisasikan hubungan antara dua variabel X dan Y dalam bentuk grafik. Sementara itu menurut Supranto (1990: 190-193) menyatakan bahwa apabila nilai r cukup besar berarti hubungannya cukup kuat, biasanya digunakan garis regresi Y = a + bX untuk memperkirakan nilai Y jika nilai X sudah diketahui.
Dimana:
a =  – b


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1              Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan ini dibuat angket sebagai alat untuk memperoleh data. Data yang ingin diketahui adalah pengaruh  budaya ahad bersih  dengan perilaku kebersihan siswapada siswa MA Plus keterampilan Al Irsyad Gajah. Dari data yang diperoleh tersebut selanjutnya diambil 30 buah data yang selanjutnya digunakan untuk pembentukan sampel penelitian serta mengujinya apakah sampel yang dibuat  tersebut berasal dari populasi yang derdistribusi normal.
Untuk mempermudah perhitungan, berikut merupakan tabel pedoman pemberian nilai dari angket yang telah dibuat.
Nilai
Pilihan

Variabel X
Variabel Y
5
Sangat sering
Sangat tinggi
Sangat ya
Sangat ada
4
Sering
Tinggi
Ya
Ada
3
Sedang
Sedang
Cukup ya
Cukup ada
2
Cukup
Cukup Tinggi
Tidak
Kurang ada
1
Tidak Pernah
Tidak tinggi
Sangat Tidak
Tidak ada

Tabel 2 : Pedoman pemberian nilai dari angket yang telah dibuat

Uji normalitas sampel

Dari hasil perhitungan diperoleh harga Lo sebesar 0,2 sedangkan harga nilai kritis L tabel untuk uji Lilliefors pada taraf signifikan a = 0.05 dan n = 30 adalah 0,161. Kriteria pengujian adalah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal apabila Lo < L tabel. Karena Lo < L tabel maka Ho diterima yaitu sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Perhitungan selengkapnya terdapat dalam lampiran 2)

4.2     Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan lagi pencarian data berdasarkan sampel yang telah terbentuk pada bagian persiapan penelitian. Data yang ingin diketahui adalah pengaruh budaya ahad bersih dengan perilaku kebersihan siswa. Perhitungan statistik yang akan dilakukan pada bagian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara budaya ahad bersih dengan perilaku kebersihan siswa di MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah, selanjutnya hubungan yang terjadi antara kedua variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk regresi linier.
1.      Analisis korelasi pengaruh budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai korelasi product-moment r adalah 0,75. Jika nilai r ini dikonsultasikan dengan tabel interpretasi maka nilai 0,75 ini berada pada interval 0,600 – 0,800. Ini berarti bahwa pengaruh budaya ahad bersih  cukup tinggi terhadap perilaku kebersihan siswa pada  MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah.Kabupaten Demak. (Perhitungan selengkapnya terdapat dalam lampiran 3)

2.      Analisis regresi linier pengaruh budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa
Dari perhitungan regresi linier diperoleh nilai parameter a = 0,021 dan koefisien regresi b = 1,005.  Dengan demikian bentuk hubungan antara pengaruh budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah Kabupaten Demak dapat dinyatakan dalam persamaan regresi linier
                                  Y = 0,021 + 1,005X
(Perhitungan selengkapnya terdapat dalam lampiran 3)
Ini berarti dengan parameter a = 0,021 dan koefisien regresi b = 1,005 maka 7,035 (kategori budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa   yang sering dengan intensitas yang tinggi) mempunyai pengaruh sebesar 7,056 (yang masuk dalam kategori  perilaku kebersihan siswa).

5               HASIL WAWANCARA
Wawancara dilaksanakan pada tanggal 19 April  2012. Narasumber dalam wawancara yang dilakukan adalah 30 siswa masing-masing berasal dari kelas X, XI, dan XII. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas, tidak dibatasi pertanyaannya dan juga tempat wawancara berlangsung.
   Hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa budaya ahad bersih perlu dilakukan oleh setiap siswa. Hal itu dapat membawa pengaruh yang sangat besar dalam menamkan diri siswa, baik kebersihan diri maupun lingkungan. Pendidikan tentang kebersihan perlu ditanamkan hidup sehat mulai dari usia dini. Dari penanaman diri itulah tumbuh kebiasaan diri siswa. Kalau sudah tumbuh kesadaran diri dalam kebersihan, nantinya  membawa dampak yang sangat besar dalam penanaman diri siswa.
 Dengan demikian program ahad bersih memang membawa dampak yang sangat positif. Maka setiap siswa akan  bangga pada kebersihan siswa. Hal itu dapat terlihat bahwa budaya ahad bersih memang sangat diperlukan oleh siswa dan dapat dikembangkan di madrasah-madrasah lainnya.

 












BAB V
PENUTUP

5.1        Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1.      Ada pengaruh antara pengaruh budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa pada MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah tahun 2012.
2.      pengaruh budaya ahad bersih terhadap perilaku kebersihan siswa pada MA Plus Keterampilan Al Irsyad Gajah tahun 2012 yaitu sangat kuat.
5.2  Saran
Dalam rangka penyempurnaan dan pemanfaatan penelitian ini perlu mendapatkan saran sebagai berikut.
5.2.1 Saran Penyempurnaan
Berkaitan dengan penelitian ini, hendaklah guru dapat mengerti dan memperhatikan budaya ahad bersih pada perilaku kebersihan diri siswa. Berkenaan dengan keterbatasan, kesempatan dalam proses pembuatan ini, hendaklah menyesuaikan diri pada saat budaya ahad bersih pada perilaku kebersihan diri siswa. Dalam pembuatan ini penulis  masih banyak kekurangan, terutama pada pemakaian bahasa. Kepada penulis disarankan agar penulisan penelitian betul-betul memperhatikan pemakaian bahasanya.
5.2.2 Saran Pemanfaatan
Hasil penulisan ini, mudah-mudahan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan penelitian di madrasah, terutama guru dan siswa. Selain itu, juga dapat sebagai bahan pembelajaran dalam rangka keterampilan berbahasa khususnya menulis.
5.2.3 Saran Peneliti selanjutnya
Dalam menumbuhkembangkan pola pikir yang kritis bagi peneliti/penulis ini merupakan tahap awal, yang tentu masih banyak kekurangannya, maka perlu penelitian lebih lanjut secara cermat dan teliti, guna untuk mencapai suatu titik kesempurnaan. Dalam penelitian pengaruh budaya ahad bersih pada perilaku kebersihan diri siswa masih perlu dilanjutkan, karena masih banyak kekurangannya.
                                                           


3.       
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Syharsini. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Paraktik. Yogyakarta : Rineka Cipta
 Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima
Brata, Nugroho Trisnu. 2007. Antropologi untuk SMA dan MA Kelas XI Jakarta: Erlangga (Esis)
Brown, Gillian and George Yule. 1983. Discourse Analysis. New York: Cambridgee University press.
Depag RI.2006. Al Qur’an dan terjemahan. Jakarta: CV Naladana                               
 Depdikbud, 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya
Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan Menggagas Plotform Pendidikan Budi Pekerti secara Kontekstual dan Futuristic. Jakarta: Bumi Aksara

Internet:
Busthomi, Erwin Wahyu. 2007 Skripsi  Judul :Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Perilaku”  dalam Artikel ini disalin dari : http://blog.tp.ac.id/tag/skripsi-pengaruh-budaya-sekolah-terhadap-perilaku#ixzz1sXNy0amd
Aprilianti, 2009 dalam artikel judul: Hubungan pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat Desa XX. http://blog.tp.ac.id/tag/artikel -hubungan dengan perilaku#ixzz1sXNy0amd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar